Punclut Bandung, Sebuah Surga Kuliner di Malam Hari

Mempersiapkan Perjalanan Agar Aman dan Nyaman

Jelajah Garut
Banyak hal bisa terjadi dalam perjalanan. Bahkan tempat tujuan yang dianggap paling aman pun tidak menjamin kita terhindar dari bahaya kriminal atau huru-hara. Bagaimana cara mencegahnya?

Sedikit melakukan riset dan menilik kembali pengalaman saya, setidaknya ada beberapa hal yang saya anggap penting untuk memastikan perjalanan saya aman. Tentu saja, apa pun bisa terjadi walau dengan persiapan yang maksimal, tetapi setidaknya risiko itu dapat kita kurangi.

1. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengemas benda-benda berharga di tas jinjing (carry-on). Saya ingin laptop, kamera, perhiasan, dokumen, semuanya berada langsung di bawah pengawasan saya.

Saya tak pernah memasukkan benda berharga ke bagasi ketika check-in karena selain berisiko dicuri, penanganan bagasi pesawat sering kali kasar dan asal banting. Tentunya kita tak ingin benda berharga kita rusak, kan?



2. Setelah mengemasnya dengan rapi, saya juga memastikan tas saya kuat dan tahan lama. Artinya tidak mudah sobek, tidak mudah disobek atau dipotong namun tetap ringan, serta terutama bagian retsleting tidak mudah terbuka.

Untuk mengunci tas/koper yang masuk bagasi pesawat, saya pastikan menggunakan gembok berstandar internasional, terutama standar TSA (Transportation Security Administration) di Amerika Serikat. Gembok ini selain lebih kuat, juga menggunakan kunci yang masternya dimiliki oleh petugas-petugas TSA.

Jadi ketika mereka melakukan inspeksi acak, mereka dapat membuka tas saya tanpa harus menghancurkan gemboknya.

3. Saya juga tidak lupa menyediakan obat-obatan dan pertolongan pertama dalam tas jinjing yang saya bawa di kabin. Jika terjadi apa-apa selama bagasi kita belum di tangan, maka kita bisa langsung mengambil pertolongan yang diperlukan (misalnya plester atau obat). Pastikan juga obat-obatan cair isinya di bawah 100 ml agar tidak dibuang oleh petugas keamanan.

4. Soal sabuk uang (money belt), tidak semua orang nyaman. Namun, jika ada memang harus melalui daerah yang sangat rawan, tidak ada salahnya membelinya. Sabuk uang dilingkarkan di pinggang atau perut di bawah pakaian sehingga tidak terlihat dari luar. Ini bisa pula jadi tempat membawa paspor (jika harus dibawa bepergian, bila tidak lebih baik titipkan paspor di hotel).

5. Jika tidak memilikinya, kita bisa membawa tas jinjing kecil yang dapat diakses di depan tubuh. Selalu letakkan tas jinjing di jangkauan pandangan agar tidak kecopetan. Ekstra hati-hati ketika tidur di moda transportasi, seperti perjalanan malam hari di kereta api, misalnya.

6. Sebelum berangkat, saya menyimpan nomor-nomor penting seperti kedutaan besar, polisi, pemadam kebakaran, maskapai penerbangan, dokter, hotline asuransi, kontak keluarga dan lain-lain dalam sebuah kartu yang bisa dengan mudah diselipkan di dompet atau tas.

7. Sebagai bagian dari riset perjalanan, saya mempelajari setiap daerah yang akan dikunjungi, dan membaca sedikit sejarah atau situasinya. Misalnya, dalam satu kota pasti ada daerah yang kurang aman. Hindarilah. Ketahui lokasi rumah sakit, polisi dan kedutaan atau konsulat.

Saya senang dengan perjalanan yang spontan, namun dalam spontanitas itu tetap perlu ada kesiapan informasi, kan?

8. Bagi yang membawa anak-anak kecil atau orang tua dan lanjut usia, saya sarankan pastikan mereka dalam pengawasan kita. Jika perlu bekali mereka dengan tas kecil yang berisi informasi kontak penting. Ide bagus juga untuk membekali mereka dengan telepon seluler jika usia anak sudah cocok.

Berikan mereka pengertian untuk tidak menerima pemberian dan ajakan orang asing yang tak dikenal.

9. Terakhir, jangan lupa untuk menyimpan fotokopi seluruh dokumen, baik dalam format fisik 9. maupun file di Google Docs, USB flashdisk atau CD/DVD.

Semoga pengalaman pribadi saya berguna bagi Anda. Selamat jalan-jalan!

Sigit Adinugroho


Komentar